Dialektika Islam dalam Budaya Lokal: Pengaruh Aluk Todolo dan Misi Kekristenan terhadap Perkembangan Islam serta Lahirnya Islam Toraja
PDF

Keywords

Toraja Islam
Toraja Culture
Aluk Todolo
Christianization

How to Cite

Tarran, B., & Siti Nabilah. (2025). Dialektika Islam dalam Budaya Lokal: Pengaruh Aluk Todolo dan Misi Kekristenan terhadap Perkembangan Islam serta Lahirnya Islam Toraja. Islam Nusantara: Journal for the Study of Islamic History and Culture, 6(1), 47-77. https://doi.org/10.47776/08bd5w12

Abstract

The presence of Islam in Toraja has had a social impact on the life of the Toraja people. Currently, Toraja is known as a very tolerant area and upholds the value of religious differences. The cultural influences that occur in Toraja society are largely influenced by religion and beliefs. There have been at least four social changes caused by religion and beliefs, starting from the arrival of Aluk 777, Aluk Sanda Saratu', Islam and Christianity. Long before Christianity entered and became the majority religion, Islam was first present in Toraja through trade, marriage and missionary routes. However, in its development, Islam faced various challenges and obstacles. This article will review the development of Islam in Toraja and the factors that caused the slowspread of Islam, as well as the emergence of the concept of Toraja Islam.This research uses qualitative methods with a literature approach, direct observation and interviews. Apart from that, this research also applies historical methods which include four stages of work, namely heuristics, source criticism, interpretation, and historiography. To develop theory and draw conclusions, the author will take a cultural historical and anthropological approach. The results of this research show differences with previous articles written by Johan Wahyudi (2019) examining the causes of the stagnation of Islamization in Tana Toraja. The results of the research found three reasons why Islam is not the dominant religion in Toraja society, namely the sentiment of Toraja society towards Islam due to the invasion of Bone troops. to Toraja, chaos caused by the coffee war and zending activities which surpassed Islamic preaching because it was also supported by the Dutch East Indies government. In this article, the author finds six reasons why Islam is not the majority religion in Toraja. First, the influence of the teachings of aluk todolo is very strong. Second, the sentiment of the Toraja people towards Islam due to the invasion of the Bone kingdom in the 17th century. Third, the sentiment of the Torajan people towards Islam due to the coffee war and slave trade. Fourth, the process of cultural acculturation is slow. Fifth, Christianization carried out by the Dutch East Indies government and zending. Sixth, memories of the dark times caused by the DI/TII incident by Kahar Mudzakkar and the Andi Sose incident.

PDF

References

Abduh, Muhammad, dkk. Sejarah Perlawanan Terhadap Imperialisme dan Kolonialisme di Sulawesi Selatan. Jakarta: Depdikbud, 1985.

Ada’, John Liku. Aluk Todolo Menantikan Kristus: Ia Datang Aga Manusia Mempunyai Hidup dalam Segala Kelimpahan. Jogjakarta: Gunung Sopai, 2014.

Amir, dkk. “Konflik dan Relasi Kekuasaan di Ajatappareng 1905–1942.” Seminar Series in Humanities and Social Sciences No. 1, 2019.

Andaya, Leonard Y. Warisan Arung Palakka: Sejarah Sulawesi Selatan Abad Ke-17. Makassar: Ininnawa, 2004.

Azizah, Nurul. “Islamisme: Ideologi Gerakan Kahar Mudzakkar di Sulawesi Selatan 1952–1965.” Jurnal Penelitian Keislaman 15, no. 2 (2019).

Baturante, Nurdin. Toraja Tongkonan & Kerukunan. Makassar: Al-Zikra, 2019.

Bemmelen, Sita van, dan Remco Raben, eds. Antara Daerah dan Negara Indonesia Tahun 1950-an. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2011.

Bigalke, Terance. Sejarah Sosial Tana Toraja. Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2019.

BPS Kabupaten Tana Toraja. Kabupaten Tana Toraja dalam Angka 2024. https://tatorkab.bps.go.id/id/publication/2024/02/28/64bd5d89ddf8d8985c9da4c0/kabupaten-tana-toraja-dalam-angka-2024.html. Diakses 6 Januari 2025.

BPS Kabupaten Toraja Utara. Kabupaten Toraja Utara dalam Angka 2024. https://torutkab.bps.go.id/id/publication/2024/02/28/30041da630d7ddc6004fdc17/kabupaten-toraja-utara-dalam-angka-2024.html. Diakses 6 Januari 2025.

Dijk, C. van. Darul Islam: Sebuah Pemberontakan. Jakarta: Graffiti, 1987.

Fajar, A. Malik, dan Bahri. “Sultan Hasanuddin dan Arung Palakka Abad XVII: Berpikir Historis, Menempatkan pada Tempatnya.” Jurnal Tamaddun 11, no. 1 (Juli 2023).

Harvey, Barbara Sillars. Pemberontakan Kahar Muzakkar: Dari Tradisi ke DI/TII. Jakarta: Grafiti, 1989.

Kabanga’, Theresyam. Toraja di Persimpangan Jalan. Toraja: Youth Culture UKI Toraja, 2013.

Kartikasari, Ani, dan Jan E. Muller. Dari Benih Terkecil, Tumbuh Menjadi Pohon: Kisah Anton dan Alida van de Loosdrecht, Misionaris Pertama ke Toraja. Rantepao: BPS Gereja Toraja, 2005.

Kobong, Th. Injil dan Tongkonan. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008.

———. Manusia Toraja. Tangmentoe: Institut Theologi, 1983.

Lubis, Ridwan. Sejarah Islam di Nusantara: Proses Penyiaran, Pemikiran dan Keberagaman dalam Pembangunan. Jakarta: Alex Media Komputindo, 2023.

Marini, Marini. Uang Panai dalam Pernikahan Suku Bugis di Desa Sumber Jaya Kecamatan Sumber Marga Telang Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan. Skripsi, UIN Raden Fatah, 2018.

Mattalioe, Bahar. Kahar Muzakkar dengan Petualangannya. Jakarta: Delegasi, 1965.

Panganna’, Yans Sulo. Bisikan Suci Passura’ Toraya. Klaten: Nugraha Media, 2018.

Poelinggomang, Edward L. Makassar Abad XIX: Studi Tentang Kebijakan Perdagangan Maritim. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia (KPG), 2002.

———. Perubahan Politik dan Hubungan Kekuasaan Makassar 1906–1942. Yogyakarta: Ombak, 2004.

Rappoport, Dana. Nyanyian Tana Diperciki Tiga Darah: Musik Ritual Toraja dari Pulau Sulawesi, Penceritaan Etnografi. Jakarta: KPG, 2014.

Raru’, G. G., dkk. Sejarah Perjuangan Kabupaten Toraja Utara. Toraja: UKI Toraja Pres, 2012.

Rasdiyanah Amir, Andi. Bugis Makassar dalam Peta Islamisasi Indonesia. Ujung Pandang: IAIN Ujung Pandang, 1982.

Sampebuntu, Ivan. “Otentisitas Manusia Toraja dalam Ritus Aluk Bua' (Gagasan Filosofis Tentang Manusia Toraja).” Tesis, STFT Widya Sasana Malang, 2016.

Sarira, J. A. Benih yang Tumbuh VI. Jakarta: Lembaga Peneliti & Study Dewan Gereja-gereja di Indonesia, 1975.

Sugiono. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2011.

Suli, Sili. Komandan Frans Karangan, dalam Gejolak Sejarah. Jogjakarta: Arti Bumi Intaran, 2021.

Syahraeni, A. “Pendekatan Dakwah Kultural dalam Masyarakat Plural.” Jurnal Adabiyah 14, no. 1 (2014).

Tallulembang, Bert, dan Michael Andin, eds. Sejarah Luluhur, Aluk, Adat dan Budaya Toraja di Tallulembangna. Yogyakarta: Gunung Sopai, 2019.

Tammu, J. Kamus Toraja–Indonesia, Edisi Revisi. Rantepao: YPKT BPS Gereja Toraja, 2016.

Tangdilintin, L. T. Toraja dan Kebudayaannya. Makassar: Lembaga Kajian dan Penulisan Sejarah Budaya Sulawesi Selatan, 2014.

Tarran, Belo. Darahku Merah Bukan Hitam. Makassar: Eagle Mutiara Production, 2013.

———. Kaperokanna Tongkonan Rappa. Toraja: Eagle Mutiara Production, 2022.

Van Den End. Sumber-Sumber Zending tentang Sejarah Gereja Toraja. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1994.

Wahyudi, Johan. “Tiga Penyebab Mandegnya Islamisasi di Tana Toraja (Suatu Tinjauan Historis).” The International Journal of Pegon Islam Nusantara Civilization 2, no. 1 (2019).

Waterson. Paths and Rivers. Leiden: KITLV Press, 2009.

Wawancara :

Abdullah Hafid Pasiangan (Tokoh Islam Toraja-Bastem). Wawancara oleh penulis, Jakarta, 21 Januari 2025.

Ahmad Zainal Muttaqien (Ketua MUI Tana Toraja). Wawancara langsung, Toraja, 9 Januari 2025.

Nassrullah Sa’panggallo (Pengurus Masjid Jami Madandan). Wawancara langsung, Toraja, 8 Januari 2025.

Nurdin Baturante (Tokoh Islam Toraja). Wawancara langsung, Toraja, 10 Januari 2025.

Creative Commons License

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.

Copyright (c) 2025 ISLAM NUSANTARA:Journal for the Study of Islamic History and Culture